Tentunya setelah sarapan dan lain-lain jam 10 pagi english class will start. Ya , saya di bantu Carolina ,dia adalah supervisor yang bisa berbahasa Inggris jadi dia sangat membantu untuk saya karena kadang-kadang kids here dont understand english. Setelah selesai sekitar 12:30 , saya pun bermain ayunan sendirian sambil chat line dengan teman di Indonesia. Tiba-tiba ada dua gadis datang , dan menanyakan nama , umur dan asal saya. Once again , gadis lithuania yang ramah. Mereka betul-betul berusaha berbahasa inggris agar bisa berkomunikasi dengan saya. Mereka adalah Kristina dan Aguste.
Setelah banyak berbincang dengan Kristina dan Aguste , saya pun ke kamar untuk beristirahat sejenak. Namun tidak lama kemudia , Erita datang dan mengajak saya untuk bercerita. Setelah itu dia mengajak untuk ke kamar saudara laki laki nya. Komunikasi kami agak sulit karena Erita dkk agak sulit berbahasa inggris , tapi dalam kamar adik Eritas , kami hanya tertawa. Mereka tertawa karena ada seorang laki laki , meskipun tidak mengerti saya juga ikut tertawa hahahahha
Setelah itu , Eritas pun mengajak saya untuk mengelilingi Verrvites Camp. Kami pun pergi ke sebuah ruangan dimana ada meja billiyard , tenis meja , sport room dll. Dari situ kami pun pergi ke art room untuk membuat sebuah gelang dari benang wol. Disitu saya bertemu supervisor yang bernama Gabriella juga. Gabriella fasih berbahasa Inggris jadi tidak sulit untuk berkomunikasi dengan dia. Dari Gabriella saya tahu perbedaan lain dari Balsiai Camp dan Vervites Camp. Ternyata , di Balsiai Camp didominasi anak-anak dari kalangan atas dengan di Vervites Camp banyak dari mereka adalah kalangan menengah ke bawah dan juga banyak dari mereka adalah anak-anak dari Panti Asuhan. Gabriella bebercerita kalau dia juga pernah menjadi supervisor di Balsiai Camp , tapi dia lebih memilih untuk menjadi supervisor di Vervites Camp. Alasannya sangat masuk akal , karena di Balsiai Camp didominasi oleh anak dari keluarga kalangan atas , mereka terkadang tidak menghargai apa yang ada di sekitar mereka , dan di Vervites Camp sangat berbeda. Mereka sangat menghargai setiap pekerjaan yang di lakukan oleh supervisor. Sedikit cerita dari pengalaman Gabriella , ada seorang anak kecil dari panti asuhan yang menjadi peserta summer camp ini. Dia menyimpan beberapa uang koinnya dan menanyakan kepada Gabriella apakah itu cukup untuk membeli kue untuk kado ulang tahunnya. Dia ingin menghadiakan dirinya kado ulang tahun. Tapi dia sedikit sedih karena tidak tahu dimana mendapatkan bungkus kado.Yah , dia sedih karena tidak punya bugkus kado , sedangkan kita sedih karena kita mendapatkan HP berwarna hitam bukannya putih sebagai kado ulang tahun kita. Dari cerita Gabriella , saya pun semakin mantap untuk tetap tinggal hingga hari jumat , karena hari Jumat camp untuk shift ini berakhir.
Selanjutnya saya pun menghubungi Tadas mengenai hal ini , dan dia mengizinkan saya untuk tetap tinggal di Vervitez Camp hingga jumat 17 July :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar